« »

Selasa, 11 Oktober 2011

Kriteria Aktiva Tak Berwujud (Intangible Asset)

Kriteria Aktiva Tak Berwujud (Intangible Asset)

Aktiva Tak Berwujud
Menurut PSAK 19 (Revisi 2009), aktiva atau aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Terdengar sederhana? Iya. Namun pada prakteknya tidaklah sesederhana itu. Oleh karena kerumitannya, jenis aktiva tidak berwujud seringkali diabaikan (tidak diakui)—terutama pada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Ada kriteria tertentu yang dapat membedakan apakah suatu pengaluaran digolongkan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau dibiayakan di periode yang sama.
Di perusahaan berskala kecil dan menengah, Laporan Keuangannya lebih sering menujukan rugi (biaya lebih besar dari pendapatan) daripada laba, mengapa? Bisa jadi kerugian memang disebabkan oleh sedikitnya pendapatan sementara biaya terus menerus terjadi. Namun di sisi lainnya, kerap terjadi terjadi dimana perusahaan mencatat setiap pengaluaran sebagai biaya (dibebankan di periode yang sama), padahal mungkin saja ada diantara pengeluaran tersebut terjadi karena pembelian (perolehan), pemeliharaan atau peningkatan nilai aktiva/asset.
Setiap pengeluaran dicatat dengan:
[Debit]. Biaya   xx
[Credit]. Kas/Hutang xx
Padahal bisa jadi seharusnya:
[Debit]. Aktiva tetap (berwujud/tdk berwujud)   xx
[Credit]. Kas/Hutang xx
Untuk aktiva/aset berwujud, tentu bisa dikenali dengan mudah. Tetapi aset tidak berwujud kerap diabaikan begitu saja. Hal itu terjadi karena perusahaan (pegawai accountingnya) tidak memahami persis apa itu aktiva/aset tidak berwujud, apa saja yang tergolong aktiva tidak berwujud dan apa yang tidak.
Beberapa contoh: Perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
Contoh umum lainnya: piranti lunak komputer, paten, hak cipta, film, daftar pelanggan, hak pelayanan jaminan, hak memancing, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan hak pemasaran.

Kriteria Aktiva Tetap Tak Berwujud

Cara membedakan suatu pengeluaran tergolong aktiva tidak berwujud (intangible asset) atau biaya yang dibebankan di periode yang sama sebenarnya tidak terlalu sulit. Ada 3 kriteria yang harus terpenuhi untuk mengakui suatu pengeluaran sebagai aktiva tak berwujud, yiatu: (1) keteridentifikasian, (2) pengendalian atas sumber daya; dan (3) adanya manfaat/keuntungan ekonomis di masa depan.
Nah, jika ketiga kriteria tersebut terpenuhi, maka harus diakui sebagai aktiva tidak berwujud. Sehingga dicatat dengan:
[Debit]. Aktiva Tidak Berwujud   xx
[Credit]. Kas/Hutang  xx
Jika ada salah satu kriteria tidak terpenuhi maka dibebankan di periode yang sama.
Catatan: PSAK 19 (Revisi 2009) juga menyebutkan bahwa “jika kriteria tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka kriteria tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi”.
Untuk lebih jelasnya, coba lihat ketiga kriteria tersebut satu-per-satu..

Kriteria Pertma: Keteridentifikasian

PSAK 19 (Revisi 2009) menyebutkan bahwa: suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
(a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari perusahaan dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah perusahaan bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
(b) timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari perusahaan atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Kriteria Kedua: Pengendalian

Perusahaan mengendalikan aset jika perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut.
Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Apabila hak legal itu tidak ada, perusahaan akan lebih sulit menunjukkan adanya pengendalian. Akan tetapi, kekuatan hukum suatu hak bukan merupakan syarat perlu bagi pengendalian karena perusahaan dapat saja mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dengan cara lain.
Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan keuntungan tersebut jika, misalnya, pengetahuan tersebut dilindungi oleh hukum seperti hak cipta, perjanjian dagang terbatas (sepanjang diizinkan) atau oleh perjanjian hukum bagi pegawai untuk menjaga kerahasiaan.
Oke. Bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan yang mengikuti suatu pelatihan terampil/program (seperti program pelatihan), apakah bisa diakui sebagai aktiva tak berwujud?
Secara umum, TIDAK. Kriteria manfaat ekonomisnya terpenuhi, tetapi hak kendalinya tidak ada. Hal yang sama berlaku untuk talenta di bidang teknis atau manajemen khusus sebagai aset tidak berwujud. KECUALI pelatihan dicantumkan dalam kontrak kerja secara legal.
Bagaimana dengan biaya yang dikeluarkan untuk membina hubungan baik dengan pelanggan?
Secara umum juga, TIDAK. Perusahaan mungkin memiliki pelanggan setia yang terus melakukan transaksi dengan perusahaan atau mungkin perusahaan berhasil menguasai pangsa pasar tertentu. Namun, apabila tidak ada hak legal untuk melindungi atau mengendalikan hubungan dengan pelanggan, maka perusahaan biasanya tidak memiliki pengendalian yang memadai atas manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari hubungan dengan pelanggan. Contoh: portofolio pelanggan, pangsa pasar, hubungan pelanggan dan loyalitas pelanggan). KECUALI: apabila ada transaksi pertukaran dari hubungan pelanggan ataupun hubungan pelanggan, maka hal ini memberikan bukti bahwa perusahaan mampu memiliki pengendalian atas manfaat ekonomis masa depan dari hubungan pelanggan tersebut.

Kriteria ketiga: Manfaat Ekonomis Masa Depan

Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut oleh perusahaan. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan.

1 komentar:

akuntansi_akuntan mengatakan...

Sangat bermanfaat guys kriteria aktiva tidak berwujud

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons