« »

Sabtu, 08 Oktober 2011

FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS : COST MANAGEMENT AND COST ACCOUNTANT IMPLICATIONS

FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS : COST MANAGEMENT AND COST ACCOUNTANT IMPLICATIONS

I. Introduction

Pada pertengahan tahun 1960-an, persaingan pasar semakin kompleks. Selama tahun 1960 hingga 1970 cost adalah hal yang diutamakan, tetapi setelah itu kualitas menjadi prioritas utama dan dengan adanya persaingan pasar yang semakin kompleks ketepatan waktu delivery menjadi hal yang dibutuhkan oleh konsumen. Perkecualian beberapa perbedaan terminology, terdapat kesepakatan bersama bahwa persaingan utama akan terjadi pada aspek biaya (cost), kualitas (quality), dan responsive (responsiveness), dimana responsive yang dimaksud mengacu pada fleksibilitas (Olhager, 1993). Untuk itu perusahaan harus mempunyai kemampuan merespon berbagai perubahan secara efisien. Kemampuan respon perusahaan tersebut diantaranya adalah kemampuan memproduksi banyak produk yang berbeda, memperpendek siklus hidup (life cycle) produk, dan melakukan produksi secara efektif. Kemampuan respon perusahaan ini akan dapat dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan fleksibilitas manufaktur.
Fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan perusahaan untuk merespon secara efektif perubahan yang terjadi, baik yang terajadi di internal (operasi) perusahaan, maupun di eksternal lingkungan perusahaan (Gerwin, 1993). Ada empat area lingkungan perusahaan yang mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu: Strategi, Faktor lingkungan, teknologi dan atribut organisasi (gerwin,1987).
"Flexible manufacturing system adalah satu atau lebih mesin produksi yang diintegrasikan dengan pemindahan material secara otomatis, dimana operasinya diatur dengan komputer".
Definisi lain menyebutkan bahwa Flexible Manufacturing Systems merupakan sebuah sistem produksi yang terintegrasi dimana ada beberapa jumlah fleksibilitas yang memungkinkan sistem untuk bereaksi dalam setiap perubahan, baik yang diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan.
Fleksibilitas dalam sistem manufaktur sering digambarkan sebagai:
1. Kemampuan untuk beradaptasi sesuai perubahan engineering;
2. Peningkatan jumlah bagian yang sama yang diproduksi dalam suatu system;
3. Kemampuan mengakomodasi perubahan rute yang memungkinkan sebagian
dari produk diproduksi oleh mesin yang berbeda;
4. Kemampuan untuk merubah setup sistem dengan cepat dari satu tipe
produksi ke yang lainnya.
Adapun macam-macam fleksibilitas pada FMS adalah:
1. Fleksibilitas Mesin (Machine Flexibility)
Fleksibilitas mesin berarti kemampuan sebuah mesin untuk melakukan bermacam–macam operasi pada bermacam-macam part produk dengan tipe dan bentuk berbeda. Keuntungan yang didapat dari mesin fleksibel dan pergantian tipe part yang diproses dengan cepat ini adalah kebutuhan besar lokasi yang ekonomis dan waktu proses yang lebih rendah.
2. Fleksibilitas Rute (Routing Flexibility)
Fleksibilitas Rute berarti part–part produk tersebut dapat diproduksi dengan beberapa rute alternatif. Fleksibilitas rute secara utama digunakan untuk memanage perubahan internal yang disebabkan oleh kerusakan alat, kegagalan pengontrol, dan hal-hal lain sejenis dan juga dapat membantu peningkatan output.
3. Fleksibilitas Proses (Process Flexibility)
Fleksibilitas Proses atau yang dikenal juga dengan nama Mix Flexibility adalah kemampuan untuk menyerap perubahan yang terjadi pada produk dengan melakukan operasi–operasi sejenis atau memproduksi produk–produk sejenis atau mempermudah untuk menambah line poduksi baru dan mengurangi kecelakaam kerja yang bias terjadi pada line produksi.
• Fleksibilitas Produk (Product Flexibility)
Fleksibilitas Produk atau yang dikenal dengan nama Mix-Change Flexibility adalah kemampuan untuk melakukan perubahan menuju set–set produk baru yang harus diproduksi secara cepat dan ekonomis, untuk merespon perubahan market dan engineering dan untuk beroperasi pada basis pelayanan pesanan terbatas.
• Fleksibilitas Produksi (Production Flexibility)
Fleksibilitas Produksi berarti kemampuan untuk memproduksi bermacam–macam produk tanpa perlu adanya penambahan pada peralatan-peralatan berat/penting, walaupun penambahan tool–tool baru atau sumber daya lain dapat dimungkinkan. Hal ini menyebabkan dapat diproduksinya berbagai macam jenis produk dengan biaya dan waktu yang memadai.

• Fleksibilitas Ekspansi (Expantion Flexibility)
Fleksibilitas Ekspansi berarti kemampuan untuk merubah sistem manufaktur untuk mengakomodasi perubahan produk–produk secara umum. Perbedaannya dengan definisi Fleksibiltas Produksi adalah, pada Fleksibilitas Ekspansi perubahan produk diikuti pula dengan penambahan peralatan beratnya. Tapi hal ini dapat dilakukan dengan mudah karena perubahan dan penambahan itu dapat dikerjakan pada desain sistem manufaktur yang aslinya.

Elemen kunci yang termasuk di dalam FMS adalah :
Sebuah sistem penanganan material yang otomatis dan fleksibel dimana hal itu memungkinkan pekerja untuk beralih di antara setiap pasang mesin sehingga setiap routing pekerjaan dapat diikuti.
Seperangkat stasiun kerja yang memuat peralatan mesin yang tidak memerlukan set up time yang signifikan atau mengubah urutan pekerjaan.
Sebuah jaringan dan mikroprosessor pengawasan computer yang melakukan beberapa tugas-tugas berikut :
a. *mengarahkan routing pekerjaan melalui sistem.
b. *melakukan pemeriksaan terhadap setiap status pekerjaan.
c. *melewati setiap instruksi untuk setiap proses dan memastikan bahwa alat yang tersedia tepat untuk pekerjaan tersebut.
d. *pemantauan kinerja operasi.
II. Motivasi Pengadopsian FMS
Ada 5 alasan dalam pengadopsian FMS :
1. Biaya
Sumber- sumber pengurangan biaya adalah:
Level Persediaan yang lebih rendah. Pengurangan yang utama dari pengurangan barang dalam proses ( karena mengurangi siklus atau waktu pekerjaan).
Pengurangan biaya pekerja. Pengurangan biaya langsung (contoh: operator mesin) dan biaya tidak langsung (pengelola bahan baku) seperti yang telah dilaporkan.
Pengurangan kesalahan dan perbaikannya. Peningkatan otomatisasi dalam FMSs berkaitan dengan peningkatan hasil.
Pengurangan kebutuhan ruangan. Pengurangan antara 30 persen dan 70 persen seperti dilaporkan.
Pengurangan biaya perolehan informasi. Tipe instalasi FMSs adalah pengumpulan komputer secara online dan memonitor informasi. Kapasitas online dapat secara substansial meningkatkan keakuratan pengumpulan informasi dan mengurangi jumlah orang yang berhubungan dengan pengumpulan informasi.
2. Waktu
FMS dapat menurunkan cycle time time dan cycle time ini dimulai dari product design, product development manufacture, sampai ke tangan konsumen. Penurunan terhadap cycle time ini merupakan suatu strategi terhadap penyingkatan waktu di setiap aspek operasi. Pengurangan siklus produksi dalam fasilitas FMS bersumber dari :

1. Kemampuan mengatasi “bottlenecks” kemacetan.
2. Waktu set-up yang lebih rendah
3. Mengurangi kesalahan dalam peralatan
4. Mengurangi campur tangan manusia di setiap tahap manufaktur
Berdasarkan laporan perusahaan dapat mengurangi siklus produk dari empat puluh lima hari menjadi lima hari.

3. Pemasaran ( marketing)
Keuntungan dalam pemasaran untuk produk yang diproduksi dengan FMS adalah:
• Waktu distribusi lebih cepat .
• Mampu untuk mengelola produksi dalam volume kecil.
• Mampu untuk membuat perubahan yang sangat cepat dalam bauran produk dan volume produk untuk mengakomodasi perubahan pasar.
• Lebih cepat dalam memperkenalkan produk baru dan memodifikasi produk.

4. Kualitas
Banyak fasilitas FMS, dalam sekali produksi dapat beroperasi dengan kualitas tinggi dan dapat menjaga tetap konsisten dalam level kualitas produk tersebut pada bagian yang diproduksi.

5. Teknologi
Penggunaan teknologi tingkat tinggi dapat mendatangkan atau mempertahankan keunggulan bersaing. Alasan lain yang berhubungan untuk mengadopsi FMS termasuk keinginan untuk bereksperimen dengan teknologi yang baru dan keinginan untuk menjadi perintis teknologi.

III. Keuntungan Penggunaan Flexible Manufacturing System

Dari uraian di atas, dapat kita lihat beberapa keuntungan dari konsep FMS, adalah:
Mempermudah untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada line produksi.
Mempermudah penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi penambahan ataupun pengurangan kapasitas produksi.
Perubahan desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
Meningkatkan kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
Mengurangi biaya ongkos pekerja (men power).
Mengurangi luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperhitungkan).

IV. Kelemahan Penggunaan Flexible Manufacturing System

Mahalnya biaya installasi Flexible Manufacturing System ( Cost Related)
Waktu implementasi yang lama (Time Related)
Produksi bisa macet total apabila terjadi gangguan pada perangkat keras maupun pemrograman pada jaringan computer. ( Technology Related)
Semakin banyak unemployment karena Flexible Manufacturing Systems telah menggunakan mesin-mesin canggih sebagai pengganti tenaga kerja.


V. FMS Planning and Cost Information
Bagian ini berfokus pada peran laporan informasi biaya dalam hal
1. Memutuskan bagaimana menginstal FMS
2. Memutuskan produk mana yang akan di proses dengan fasilitas FMS
Gabungan antara Internal Development dan External Vendor

Faktor kunci dalam perencanaan sebuah FMS adalah gabungan antara internal development dan external vendor. Akan ada internal development yang minimum. External vendor akan menyediakan “turnkey system” di mana semua aspect AGVs, mesin, hardware, software, dan training personel disediakan oleh pihak external. Keahlian teknis vendor, pengalaman masa lalu, dan perbandingan biaya merupakan factor kunci dalam memutuskan mix antara Internal Development dan External Vendor.
Faktor penting lainnya yang dilaporkan oleh 4 perusahaan adalah kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan biaya pengembangan internal system, yang langsung dibebankan kepada cost. Kebijakan ini menciptakan bias terhadap pemanfaatan vendor eksternal melalui pengembangan internal. Biaya external vendor semua dikapitalisasi, sehingga beban menjadi lebih rendah.

Choice of Product to Process on FMS

Ketika teknologi baru muncul, ada beberapa pertimbangan dalam memutuskan perlu atau tidaknya penerapan FMS pada perusahaan. Perusahaan harus mengetahui jenis produk dan jumlah produksi. Satu hal penting lagi, perusahaan harus memiliki informasi akuntansi biaya yang akurat untuk setiap lini produk yang di produksi. Karena informasi ini memiliki berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan.

VI. FMS Operations Management and Cost Information
Bagian ini mempelajari peranan yang dimainkan informasi biaya dalam keputusan operasional harian ( contoh: perputaran pekerjaan individu terhadap mesin dan usulan produksi yang dijalankan di masing-masing pekerjaan).
Alokasi pekerjaan dalam FMS biasanya dijalankan dengan bantuan komputer yang terjadwal secara alogaritma. Kriteria yang memungkinkan untuk membangun algoritma :
• Berbasis waktu ( misal: siklus waktu minimal)
• Berbasis mesin ( misal: memaksimalkan penggunaan mesin) dan
• Berbasis biaya ( misal: meminimalisir biaya operasi jangka pendek)
Tidak ada perusahaan yang di interview yang melaporkan bahwa biaya memainkan peranan eksplisit dalam penggunaan algoritma. Algoritma berikut di Vought Aero Products dan permesinan yang fleksibel di Dallas menggambarkan peranan non eksplisit dari informasi biaya:
“Sistem komputer memilih cukup pesanan kerja untuk dua puluh empat jam produksi. Pembuatan jadwal mengoptimalkan periode dua puluh empat jam :
• Untuk memenuhi jadwal produksi
• Untuk meminimalisir penukaran alat potong
• Untuk memaksimalkan penggunaan mesin, dan
• Untuk menjaga pemilihan bagian dengan penggunaan mesin yang tinggi untuk perpabrikan pada shift ketiga yang tidak mempekerjakan staf”.
Simulasi sering digunakan untuk mengantisipasi situasi “bottleneck”atau kemacetan yang mungkin terjadi dalam penjadwalan.
Perusahaan yang telah disurvei menyediakan beberapa alasan untuk pengecualian eksplisit dari informasi biaya dalam penjadwalan algoritma, termasuk :

 Variabel non keuangan yang paramount dalam
§ keputusan penjadwalan. Sebagai contoh, waktu itu sangat penting untuk beberapa pekerjaan pada sebuah bagian permesinan dalam sebuah penerbangan – pekerjaan AOG( aircraft on ground) diberikan prioritas terbesar.
 Variabel non keuangan termasuk dalam penjadwalan
§ algoritma diasumsikan menjadi proxy yang bagus untuk faktor yang terkait dengan biaya. Beberapa manajer manufaktur melaporkan bahwa pemaksimalan penggunaan mesin dan meminimalisir pergantian alat merupakan cara operasional untuk meminimalisir biaya operasional. Mereka itu, untuk menggunakan istilah baru, pencetus biaya operasinya pada FMS.
§ Kepercayaan bahwa biaya operasi relatif tidak sensitif terhadap perubahan dalam penjadwalan algoritma. Sebagai contoh, pada beberapa perakitan yang fleksibel, semua unit membuat penggunaan garis bagian perakitan yang sama. Jika biaya set-up untuk setiap produksi minimal, biaya operasi akan sedikit dipengaruhi oleh beberapa variasi dalam jadwal operasi.
 Kepercayaan bahwa sistem akuntansi biaya yang ada
§ mengukur biaya operasi secara tidak sempurna. Komentar yang dibuat disini terfokus pada biaya depresiasi sebagai alat ukur tidak sempurna untuk biaya penggunaan mesin.

Terdapat sejumlah algoritma individual yang bisa digunakan untuk menjadwalkan pekerjaan di FMS. Sebagai permasalahan penting yang belum terselesaikan adalah mengevaluasi pilihan algoritma. Interview mengumumkan bahwa tidak ada kasus perusahaan yang melakukan analisa sistematis dari implikasi biaya dari penjadwalan algoritma yang dipilih vis-à-vis algoritma alternatif.
Database komputer yang menjelaskan banyak FMS membantu perencanaan biaya yang detail. Contohnya adalah biaya alat potong. Dengan bar-coding masing-masing alat potong, pencatatan bisa dilakukan mengenai berapa lama dan berapa banyak pekerjaan berbeda setiap alat potong yang telah digunakan. Informasi ini memungkinkan manajer operasional untuk menajamkan kembali atau membuang alat sebelum pecah pada saat penggunaan mesin. Mengantisipasi kerusakan berarti waktu produksi tidak hilang dan pengerjaan kembali dalam pekerjaan yang rusak pada saat kerusakan mesin bisa dikurangi.
Area yang literatur produksinya menyarankan sebuah peranan biaya informasi dalam manajemen operasional adalah menentukan ukuran batch optimal (optimal batch size- OBS) untuk masing-masing unit produksi untuk produk yang berbeda. Asumsi yang dijelaskan formula OBS adalah biaya set-up yang signifikan untuk setiap produk. Kunci utama untuk banyak fasilitas FMS adalah menghilangkan biaya set-up agar ukuran batch adalah sejumlah unit analisis. Tidak hanya satu manajer manufaktur yang diinterview yang merespon “ya” terhadap pertanyaan mengenai apakah komputerisasi OBS dibuat. Yang pasti, beberapa yang di adamant yang pendekatan FMS untuk manufaktur telah diadopsi untuk membuat komputerisasi OBS menjadi bagian “bagian dari masa lalu”.

VII. FMS Perfomance Measures dan Cost Information
Banyak ukuran kinerja yang ditemukan dalam bagian FMS mirip dengan yang digunakan pada bagian lain yang berada dalam lingkungan bermodal intensif. Sebagai tambahan, beberapa bagian mempunyai ukuran spesifik yang ditangkap dalam kinerja beraspek fleksibel.

a) Ukuran biaya

Biaya material adalah komponen biaya utama dalam banyak bagian FMS. Varians penggunaan material sering digunakan sebagai ukuran kinerja. Sebuah perusahaan Jepang dengan pabrik Jepang, di Inggris, dan Amerika Serikat menggunakan material sebenarnya pada pabrik yang paling efektif di Jepang sebagai tolak ukur pabrik yang tidak berada di Jepang untuk menghitung rasio inventory turnover yang juga digunakan secara luas – penggunaannya konsisten dengan pengurangan inventory yang menjadi alasan utama pengadopsian FMS oleh perusahaan.
Banyak perusahaan(secara tidak sengaja) melaporkan kurangnya penekanan pada ukuran kinerja berbasis pekerja. Sebuah alasan adalah pengurangan dalam persentase relatif dari biaya pekerja menjadi biaya total pada kebanyakan pabrik. Yang pasti, dalam beberapa kasus FMS bisa beroperasi dalam situasi yang sama sekali tanpa pekerja. Permasalahannya sebagai berikut:





Kritik yang muncul pada manajemen yang ada pada bagian ini mengukur :
1. Fokus hanya pada biaya pekerja langsung dan bukan total biaya manufaktur
2. Unit yang digunakan pada produksi dibanding barang yang terjual sehingga manajemen
bisa memperbaiki dengan cara memproduksi untuk persediaan.

b) Ukuran waktu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kriteria waktu termasuk dalam banyak penjadwalan algoritma. Variabel yang berhubungan dengan waktu termasuk dalam ukuran kinerja yang digunakan dalam beberapa bagian FMS (seperti: jadwal attainment dan waktu throught).

c) Ukuran kualitas
Dua kunci utama ukuran kinerja kualitas dalam beberapa FMS adalah:
1. Persentase kualitas first-time-through
2. Persentase pengerjaan ulang dan kerusakan dan tren dollar.
Dalam beberapa bagian, ada peningkatan fokus pada pengukuran kinerja kualitas dari subkomponen dan pada bagian kuartal dari garis produksi. Keuntungan pada fokus ini adalah jumlah dollar pada work in process terikat pada pengujian kualitas bisa dikurangi. Tidak ada lagi hingga tahap akhir produksi sebelum pengujian kualitas.

d) Ukuran Kinerja Operasional
Definisi dari sebuah FMS yang diberikan pada catatan sebelumnya adalah sebuah elemen kunci “jaringan komputer pengawas”. Banyak aspek dari proses produksi yang diawasi oleh jaringan komputer pengawas ini. Kinerja eksplisit mengukur hal yang terkait dengan proses produksi yang ditemukan pada kejadian berikut:
1. Persentase Sistem Downtime. Persentase ini menggambarkan pada setiap sub area ( sebaga contoh: AGV, peralatan, set-up, dan permesinan) sejalan dengan penjelasan waktu “terhenti”
2. Persentase Sistem Penggunaan. Tingkat pemanfaatan untuk area individual dimonitor secara teratur sebaga bagian untuk mengantisipasi masalah “tutup botol”/ kemacetan.

e) Ukuran Fleksibilitas
Ukuran kinerja yang digunakan pada tiga bagian yang terkait dengan fleksibilitas terhadap produk switch-over-time pada mesin dan jumlah produk berbeda dalam manufaktur. Pada beberapa pabrik yang menggunakan FMS di AS, ada sedikit atau tidak sama sekali penekanan pada memproduksi produk berbeda dalam jumlah besar. Yang pasti, ada dua perusahaan yang melaporkan penggunaan FMS mereka pada tahuh-tahun sebelumnya untuk memanufaktur volume produk terbesar. Rasionalisasi mereka adalah bahwa ini merupakan produk yang mereka punya pengalaman paling banyak dalam pemanufakturannya. (ini konsisten dengan penemuan Jaikumar bahwa perusahaan AS yang secara rata-rata mempunyai sistem sepuluh produk dibandingkan dengan sistem sembilan puluh tiga produk pabri di Jepang).
Sebuah pertimbangan utama manajer pada dua perusahaan yang gagal dalam kinerja mereka saat ini mengukur bahwa penekanan pada motivasi awal terletak pada pengadopsian FMS. Secara umum pertimbangan adalah kurangnya penekanan eksplisit yang tepat waktu dan ukuran fleksibilitas saat FMS pertama kali disetujui, faktor-faktor ini sangat banyak diberi penekanan.

VIII. Product Costing In FMS Settings
1. Perubahan dalam komponen Biaya Langsung ( direct cost )

Tanggapannya ditunjukkan dalam dua mekanisme dalam komponen biaya langsung:
(1) mekanisme cost item dari kategori tidak langsung menjadi langsung
(2) mekanisme cost item dari langsung mnjadi tidak langsung

Jaringan komputer yang merupakan bagian penting dari bantuan FMS’ dalam pembebanan biaya menjadi produk individu. Dalam beberapa toko mesin tradisional, alat-alat pemotong diklasifikasikan sebagai biaya tidak langsung dan dialokasikan menjadi produk individu melalui single overhead rate ( tingkat beban tunggal ). Ketika FMS diadopsi , biaya alat-alat potong digunakan hanya untuk permesinan produk individu agar lebih mudah membebankan produk tersebut. Dua toko mesin dilaporkan membalikkan klasifikasi alat pemotong ini dari kategori biaya tidak langsung menjadi biaya langsung.

Komponen tenaga kerja yang terdiri dari total biaya operasi sering berkurang ketika perusahaan beralih dari fasilitas yang sering digunakan ke FMS. Sebenarnya , beberapa fasilitas yang kita amati dapat menjalankan fungsinya dalam sebuah fungsi yang tidak beraturan. Perubahan-perubahan yang diamati pada tenaga kerja langsung menunjukkan semua arah menuju penyederhanaan atau eliminasi.
Penyederhanaan dilakukan dengan cara :

1. Mengurangi kategori jumlah tenaga kerja, atau
2.“Passive Vouchering” sebagai kebalikan dari “Active Vouchering”

(“active vouchering” adalah ketika tiap-tiap jam dari tenaga kerja langsung dicatat pada sistem akuntansi internal. Sedangkan “passive vouchering” adalah ketika yang hanya dicatat dari tiap tenaga kerja langsung dalam sistem akuntansi internal dengan kondisi tenaga kerja langsung tidak berhubungan langsung dengan aktivitas utamanya).

Fasilitas –fasilitas tersebut menghapuskan atau mengeliminasi kategori tenaga kerja langsung baik yang termasuk dalam biaya tenaga kerja sebagai bagian dari beban manufakturing atau beban biaya tenaga kerja pada periode sekarang.

Penghapusan (setidaknya pengurangan) dari skema tingkat insentif tenaga kerja pada saat FMS diimplemetasikan atau diterapkan, yang menunjukkan pengurangan pada kategori tenaga kerja pada beberapa pabrik. Pada sebuah pabrik sebagai contoh, sebuah perubahan dari tingkat rata-rata insentif individu ke tingkat rata-rata insentif kelompok. Digabungkan dengan pengurangan dari kategori tingkat tenaga kerja yang beralih dari 28-25%. Pengurangan ini dianggap mengurangi biaya pemeliharaan tenaga kerja yang dicatat pada sistem akuntansi internal.

2. Perubahan dalam alokasi Biaya Tidak Langsung ( indirect cost)

Terdapat perbedaan di fasilitas FMS yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk. Fasilitas penerimaan yang fleksibel biasanya menggunakan jam tenaga kerja langsung yang dibayar dalam dollar atau jam mesin sebagai dasar pengalokasian. Perbandingan ini sering menunjukkan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pengalokasian yang merupakan “tradisi” dan “keinginan perusahaan untuk memiliki sebuah sistem pembiayaan produk tunggal”. Tidak ada perusahaan yang membuat perubahan-perubahan pada dasar pengalokasian yang beralih dari non-labor ke labor. Perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan ke jam mesin sebagai dasar alokasi. Poin penting dalam pengalokasian jam mesin adalah dalam mengartikan jam mesin pada saat beroperasi. Mesin tunggal dapat berbeda dari segi biaya dan pemotongan waktu operasi. Walaupun tidak ada perusahaan telah menjadikan pool beban terpisah untuk tiap-tiap jenis mesin pemotong yang berbeda. Beberapa diantaranya digunakan untuk mengukur pengaruh pada biaya produk yang dilaporkan.

DLH / Direct Labor Hours (dollar) paling sering digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung pada fasilitas yang fleksibel. Perpindahan dari basis ini dilaporkan oleh beberapa toko perakitan PC. Pada satu sisi bagian perakitan terbagi ke dalam sebelas beban biaya terpisah da basis yang terpisah digunakan untuk tiap-tiap pool biaya.

Sebagai contoh :

Pool biaya Overhead Dasar alokasi
Insersi otomatis pada sirkuit yang terintegrasi Jumlah insersi tiap board
Pemanasan gelombang Jumlah board

Dua motivasi yang diberikan untuk membuat perubahan ini :

(1) Untuk memberitahukan kepada pembuat produk PC biaya relatif dari pilihan-pilihan desain yang tersedia.

(2) Untuk menentukan harga yng benar-benar menggambarkan perbedaan biaya perakitan PC yang berbeda untuk konsumen eksternal dan internal.


3. Perubahan perlakuan biaya sebagai Biaya Periode

Dua fasilitas perakitan fleksibel yang langsung membebankan direct material kepada tiap-tiap produk pada sisi bahwa fasilitas-fasilitas yang relatif baru dan sistem pembiayaan produk yang diterapkan menunjukkan perubahan dari fasilitas-fasilitas lain yang digunakan oleh kedua perusahaan ini.

Contoh 1 :
Perusahaan R menjalankan lini perakitan untuk perlengkapan elektrik. Diperkirakan terdapat sekitar 700 jenis produk rakit yang berbeda (walaupun hanya terdapat 2 fasilitas produk yang berbeda). Waktu produksi yang digunakan untuk tiap –tiap unit adalah kurang dari 1 jam. Alasan-alasan berikut diberikan untuk membebankan semua biaya-biaya periode kecuali direct material :

• Cost tidak berperan dalam pembiayaan, mereka hanya menerima harga pasar dunia yang diberikan.
• Produk-produk individu sangat kurang beragam pada beban manufaktur. Pembebanan biaya overhead secara detail pada produk yang berbeda dianggap tidak menghasilkan pengetahuan baru.
• Perusahaan R tidak memiliki inventory. Perusahaan menggunakan sistem pembelian Just In Time (JIT) sehingga bahan-bahan pematerial dikirim tiap hari. Ini menimbulkan permintaan. Ketika barang – barang tersebut telah terpenuhi mereka akan segera dikirim ke distributor.

Perusahaan R memiliki kapasitas berlebih pada pabrik dan belum membuat keputusan mengenai alokasi pengurangan fasilitas pada produk-produk individu.

Contoh 2 :
Perusahaan S memproduksi mesin dalam skala besar yang digunakan untuk memotong besi. Terdapat 5 tipe utama dari mesin-mesin yang dirakit. Siklus waktu produksi berkisar rata-rata 20 jam – 1 hari. Biaya material hanya dibebankan pada tiap mesin individu yang dirakit. Sedangkan biaya manufaktur lainnya secara langsung dibebankan pada periode. Biaya material dianggap sebagai bagian persentasi kecil dari total biaya manufaktur. Perusahaan S menekankan pada pengaturan fasilitas sehingga mereka tidak akan menghadapi masalah pada pemenuhan permintaan konsumen potensial. Manajemen sangat mempercayai bahwa biaya manufaktur bukan merupakan faktor utama dalam menentukan harga. Mereka menghadapi persaingan pasar yang tinggi dimana rasio variabel biaya oprasi terhadap harga jual sangatlah rendah. Menghadapi situasi ini mereka tidak melihat dari susunan biaya mereka ketika memutuskan apakah untuk menurunkan sebagai contoh 2 harga mesin sebesar 5% untuk mengimbangi harga kompetitor.

Alasan – alasan untuk tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan produk.
Responden tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan mereka terkait dengan pengenalan FMS yang memberikan satu atau lebih alasan.

1) Tempat FMS relatif kecil dibandingkan dengan total operasi manufaktur dan perusahaan berharap memiliki sebuah sistem biaya tunggal yang digunakan pada semua fasilitas.

2) Halangan-halangan eksternal ada untuk membuat perubahan pada sistem pembiayan produk Departemen Pertahanan AS merupakan yang paling sering medapatkan halangan-halangan eksternal. Sebuah respon yang sama dilaporkan pada suatu survey apakah kontraktor Departemen Pertahanan merubah sitem pembiayaan mereka ketika teknologi manufaktur baru dipakai.

3) Akuntansi biaya tidak terlihat sebagai area investasi dengan prioritas utama.

4) Sistem pembiayaan produk yang ada dianggap memberikan keputusan tanpa indikasi bahwa ia menghasilkan sinyal-sinyal yang salah. Terdapat 2 penjelasan untuk situasi yang tidak memiliki feedback ini :

1). Sistem tersedia menunjukan informasi biaya produk yang cukup atau
2). Tidak terdapat mekanisme feedback yang efektif tentang informasi biaya produk yang tidak cukup potensial.

Sebuah pabrik yang diamati memberikan sebuah contoh yang memungkinkan nantinya pabrik itu merupakan sebuah toko mesin yang fleksibel untuk poros mesin yang digunakan pada mesin bagian luar. Toko ini merupakan supplier tunggal terhadap divisi perakitan mesin internal. Toko mesin ini tidak memiliki konsumen internal dan eksternal. Selain itu tidak terdapat harga pasar yang rutin digunakan untuk menentukan biaya poros mesin baik pada toko mesin atau divisi perakitan. Harga pasar biasanya mmberikan bantuan feedback untuk evaluasi apakah biaya-biaya tersebut salah dalam penetapannya.

Kesimpulan

Terdapat perbedaan pada tipe pabrik manufaktur yang menggunakan FMS dan ukuran dari FMS yang relatif terhadap pabrik perusahaan lainnya. Seperti yang diharapkan tidak terdapat blue print tentang bagaimana praktek Manajemen Biaya dan akuntansi biaya terpengaruh oleh penggunaan FMS. Kesimpulan ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian sebelumnya tentang sistem pembelian Just In Time atau pendekatan produksi Just In Time.
Alasan dari penggunaan FMS ini sangatlah beragam diantaranya : biaya, waktu, pemasaran, dan kualitas. Banyak menajer yang ditanya memberikan jawaban pada konsistensi yang besar antara motivasi penerapan FMS dan metode manajemen operasi (termasuk penunjukan kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi aktivitas dan manajer dari aktivitas-aktivitas itu).
Perusahaan menerapkan sistem mesin fleksibel yang memiliki respon yang paling sama terhadap manajemen biaya dan akuntansi biaya. Kebanyakan perubahan termasuk didalamnya:

(1) Pengurangan pada varian-varian tenaga kerja
(2) Pengurangan tenaga kerja sebagai kategori langsung
(3) Peningkatan penggunaan jam mesin untuk mengalokasikan beberapa atau semua biaya tidak langsung terhadap produk.

Perusahaan menerapkan sistem perakitan fleksibel yang relatif beragam yang berdampak pada manajemen biaya atau akuntansi biaya. Perubahan yang paling terlihat pada perusahaan perakitan circuit boards. Perubahan-perubahan ini melibatkan peningkatan kategori biaya tidak langsung dan peningkatan fokus costs driver terhadap aktivitas-aktivitas berbeda dalam perakitan circuit boards.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons